Rumah Adat Indonesia
Rumah adat adalah rumah yang menjadi tradisi di suku
tertentu, Indonesia sebagai negara kesatuan yang memiliki banyak suku tentu
memiliki banyak ragam rumah adat. Karena
itu, akan saya sebutkan beberapa rumah adat dari suku-suku di Indonesia.
1. Joglo – Jawa Tengah
httpjogjareview.netwp-contentuploads201409rumah-joglo-sambolo-house.jpg |
Joglo adalah rumah adat bagi masyarakat
Jawa Tengah, DIY, serta Jawa Timur. Joglo sendiri adalah rumah yang berasal
dari kayu sebagai bahan utamanya. Dalam filosofinya, rumah Joglo dibagi menjadi
3 bagian, yaiku: Pendopo, Pringgitan, dan Omah Dalem/Om
ah Jero.
ah Jero.
Pendopo biasa digunakan untuk menerima
tamu, di bagian pendopo ini terdapat 4 tiang yang biasa disebut Soko Guru,
tiang-tiang tadi melambangkan arah mata angin, ngalor, ngidul, ngetan, ngulon.
Pringgitan, biasa digunakan untuk ruang
pagelaran wayang kulit, jadi setiap ada pertunjukan wayang kulit, maka
dilaksanakan di bagian Pringgitan ini.
Inti dari rumah Joglo ini adalah, Omah Dalem.
Di bagian Omah Dalem ini, Dibagi lagi menjadi 3 bagian yaitu Senthong/kamar
kanan, tengah, dan kiri. Ketinggian atap di Omah Dalem ini sengaja dibuat
berbeda supaya membantu sirkulasi udara.
2. Rumah Honai – Papua
http://kebudayaanindonesia.net/media/images/upload/culture/HONAI.jpg |
Honai adalah rumah adat dari Papua yang
berbentuk seperti jamur. Rumah Honai ini digunakan oleh suku Dani di wilayah
pegunungan tengah Papua. Rumah Honai dibagai menjadi 3: Honai(Untuk tempat tinggal laki-laki dewasa), Ebeai(Untuk tempat tinggal wanita dewasa), dan Wamai(Untuk kandang babi).
Rumah Honai sendiri terbuat dari kayu untuk
bagian dindingnya serta jeram untuk bagian atapnya. Rumah adat ini memiliki
berbagai fungsi selain tempat untuk tinggal, yaitu: Sarana pendidikan, tempat
mengatur strategi ketika perang, serta tempat menghangatkan diri dari suhu
dingin.
Rumah Honai tidak memiliki jendela dengan
tujuan untuk menahan hawa dingin, selain itu pembangunan rumah Honai tidak
boleh sembarangan, harus memperhatikan daerah sekitar. 1 rumah Honai biasa ditinggali oleh 5-10 orang.
3. Tongkonan – Sulawesi Selatan
Tongkonan adalah rumah adat yang berasal
dari suku Toraja, Sulawesi Selatan.
Sekilas, rumah ini memang mirip dengan Rumah Gadang dari Sumatra Barat.
Namun di balik bentuknya yang cukup unik, rumah Tongkonan juga mengandung
banyak filosofi. “Tongkonan’ berasal dari kata tongkon yang berarti menduduki atau tempat duduk. Hal tersebut
dikarenakan dulu para bangsawan suku Toraja biasa duduk di dalam Tongkonan
untuk berdiskusi.
http://images.detik.com/customthumb/2014/06/10/1026/img_20140610194029_5396fcbd7029d.jpg?w=600 |
Rumah Tongkonan selain berfungsi sebagai
tempat tinggal dan dapur, juga berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara
adat dan tempat menyimpan mayat. Rumah Tongkonan terdiri atas tiga bagian,
yaitu utara, tengah, dan selatan. Tiap-tiap bagian memiliki fungsi tersendiri.
Bagian utara (tangalok) berfungsi sebagai tempat menerim tamu, tempat anak-anak
tidur, dan tempat meletakkan sesaji. Bagian tengah (Sali) berfungsi sebagai
tempat makan, dapur, pertemuan keluarga, serta tempat meletakkan orang
meninggal. Bagian selatan (sumbung) adalah ruangan untuk kepala kelurga, namun
juga dianggap sebagai sumber penyakit.
Beberapa jenis rumah Tongkonan, diantaranya
yaitu Tongkonan Layuk, yatu tempat menyusun aturan-aturan sosial keagamaan.
Tongkonan Pekaindoran adalah tempat pengatur dan pengurus pemerintahan adat.
Selain itu, ada juga batu a’riri yang berfungsi sebagai tongkonan penunjang
yang melindungi persatuan keluarga dan membina warisan.
Atap rumah Tongkonan berbentuk seperti
perahu terbalik, banyak juga orang menganggapnya seperti tanduk kerbau. Rumah
Tongkonan selalu menghadap ke arah utara. Hal ini juga mengandung filosofi,
yakni menggambarkan leluhur suku Toraja yang berasal dari utara.
4. Rumah Gadang – Sumatra Barat
Rumah Gadang adalah rumah adat dari suku
Minang Sumatra Barat. Selain Gadang, rumah ini juga biasa disebut rumah
Bagonjong dan rumah Baanjuang oleh masyarakat setempat.
Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat
tinggal bagi masyarakat suku Minang. Selain itu rumah Gadang juga berfungsi
sebagai tempat upacara adat dilangsungkan. Di depan rumah, terdapat banguna
http://cdn.c.photoshelter.com/img-get/I00003uDStm13HS8/s/750/750/IDPA00440RMST.jpg |
Rumah Gadang memiliki atap yang berbentuk
seperti tanduk dan dilapisi dengan ijuk. Namun seiring perkembangan zaman, atap
rumah Gadang sekarang dibuat dari seng. Umumnya rumah Gadang terdiri atas 2
bagian, yatu depann dan belakang. Di bagian depan terdapat berbagai macam
ukiran yang biasanya berupa ukiran bunga, daun, akar, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga terdapat tangga di bagian depan rumah Gadang. Bagian luar beakang dilapisi dengan belahan
bambu. Terpisah dari rumah, di bagian belakang terdapat dapur yang dibangun
berdempetan dengan dinding.
5. Rumah Panjang – Jambi
https://mursyidyusmar.files.wordpress.com/2008/10/rumah-adat-copy.jpg |
Dari segi konstruksi, rumah ini memliki keunikannya sendiri. Bubungan yang juga biasa di panggil gajah mabuk berbentukseperti perahu dengan sedikit lengkungan yang dibuat dari ijuk yang dianyam kemudian dilipat dua, berfungsi untuk menahan air hujan agar tidak masuk rumah. Rumah Panjang ini juga dipasangi banyak Tiang yang jumlah nya bahkan mencapai 30 buah, 6 tiang palamban, 24 tiang utama.Tebar Layar bagian ini terbuat dari papan yang biasa dipasang di bagian kiri atau kanan rumah, dan berfungsi untuk menahan air hujan. Pelamban adalah bagian depan rumah Panjang yang bentuknya seperti teras dan berfungsi sebagai tempat tunggu bagi para tamu yang belum dipersilakan masuk . Panteh, adalah bagian atas rumah yang berfungsi untuk menyimpan barang-barang.
No comments:
Post a Comment