Asal Usul Aksara Jawa
Prabu Ajisaka itu mempunyai 2
pelayan yang sangat setia, namanya Dora dan Sembada. Suatu hari, Prabu Ajisaka
pergi dan mengajak Sembada. Sedangkan Dora diperintah Prabu Ajisaka untuk
menjaga kerisnya di rumah.
Sebelum pergi, Prabu Ajisaka
memerintahkan Sembada dan Dora supaya tidak boleh memberikan kerisnya itu
kepada siapapun kecuali dirinya.
Setelah kira-kira 5 tahun
bepergian, Prabu Ajisaka mengutus Sembada untuk mengambil kerisnya di rumah.
Setelah sampai di rumah Prabu Ajisaka,
Sembada pun meminta keris tuannya itu kepada Dora. Tetapi mereka berdua malah
bertarung untuk memperebutkan keris itu karena Dora ingat bahwa dia tidak boleh
menyerahkan keris tersebut kepada orang selain Prabu Ajisaka.
Di akhir pertarungan, mereka berdua
mati karena sama-sama kuat. Prabu Ajisaka yang menunggu Sembada, mulai tidak
sabar dan memutuskan untuk menyusulnya. Sesampainya di rumah, ia sangat kaget
melihat kedua pelayan setianya meninggal.
Ia pun teringat akan perintahnya
kepada kedua pelayan setianya. Di situlah Prabu Ajisaka menemukan dan membaca
surat dari dua pelayannya. Yaitu :
HA NA CA RA KA
DA TA SA WA LA
PA DHA JA YA NYA
MA GA BA THA NGA
Yang setiap baitnya memiliki arti :
Ha na ca ra ka (berarti: Ada “Utusan”
maksudnya utusan hidup)
Da ta sa wa la (berarti: Saatnya
Dipanggil)
Pa dha ja ya nya (berarti: Sama
Saktinya/Kuatnya, sehingga sama sama mati
No comments:
Post a Comment